Indonesia sendiri merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai cuaca yang bagus untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan. dibandingkan Angin yang notabene lebih kencang dan cukup rumit dikontrol. Dalam hal ini mengingat sinar matahari di wilayah Indonesia sendiri mempunya rata-rata pancaran tanpa halangan berkisar 4 jam maka cukup bagus untuk mengaplikasikan sistem pembangkit listrik tenaga matahari.
Dalam sistem ini sendiri ada 2 hal yang perlu anda ketahui tentang papan tenaga surya, ada 2 tipe yang banyak beredar di sini, Monokristalin dan Polikristalin. perbedaannya pada tingkat efisiensi konversi nya, Monokristalin akan mengkonversi energi lebih tinggi 2-8% daripada Polikristalin, namun punya kekurangan ketika terjadi shading maka hampir 80% konversi energi menjadi hilang, kebalikan dengan panel tipe Monokristalin, panel Polikristalin akan mengkonversi energi berkisar 16-18% dari total penampangnya, namun ketika terjadi shading terhadap papan panelnya maka power drop yang terjadi tidak langsung jatuh hingga 80% melainkan bertahap.
Dengan ini maka kami akan cenderung menyarankan untuk customer memakai panel tipe Polikristalin untuk digunakan sebagai sumber konversi energi yang dibutuhkan karena hasil yang tidak terlalu tinggi namun dari segi kontinuitas cukup lebih baik dari panel Monokristalin.